Seharusnya itu aku,
Aku yang menemanimu
diujung sedihmu
Aku yang mengisi
kekosongan hatimu
Menghapus segala air
matamu
Tapi aku sadar, itu
bukan aku
Seharusnya itu aku,
Yang berkali-kali
menggoreskan luka dihatimu
Namun kau tetap sabar
sambil tersenyum
Dan mengatakan, “aku
sayang kamu”
Tapi ternyata, itu
bukan aku
Seharusnya itu aku,
Yang ada dibayangan
matamu ketika aku mengatakan “aku mencintaimu”
Dan kau menjawabnya
dengan penuh keraguan
Aku mencoba melihat
kedalam bayangan yang ada dimatamu
Dan sedihnya, itu
bukan aku
Seharusnya itu aku,
Yang selalu kau
bicarakan dalam setiap obrolanmu dengan rekanmu
Yang selalu kau
banggakan ketika kau bersama temanmu
Tapi setiap kali kau
mengobrol denganku
Aku menyadari, itu
bukan aku
Itu bukan aku,
Yang selalu menjadi
bahan inspirasimu
Yang selalu membuatmu
bersemangat menjalani hari
Yang menjadi
pasanganmu yang merangkai kata-kata di novel kehidupan ini
Yang menjadi
penghapus segala kegalauanmu tentang dirinya
Yang menjadi
penyebabmu bersedih maupun senang
Harusnya, itu
aku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar